template

Tuesday, April 26, 2011

Keluarkan Kami dari Neraka Ini

Hello aku akan menceritakan kejadian Selasa, 26 April 2011.
Hari itu aku tidak punya kerjaan. Aku pun pergi ke rumah Konan untuk pergi ke LASCO bersama teman Konan juga untuk membeli DVD. Sebenarnya aku tidak begitu mengetahui dimana tempat pastinya tapi semua ini kami jalani dengan sabar dan tawakal. Akhirnya kami pun sampai. Kami bingung sekali karena yg ada disana adalah penjual CD PS. Kami pun mengira tempat jual DVD-nya ada di dalam swalayan. Kami pun masuk untuk memeriksa. Ternyata tidak ada penjual DVD dalam swalayan dan kami pun membeli es krim agar tidak dikira pengutil. Sambil makan es krim, kami terheran2 dan akhirnya mengetahui bahwa penjual CD PS tadi juga menjual DVD. WADOH. Parahnya ketika kita melihat2 tidak ada CD PS ataupun DVD yg sreg. Teman Konan yg malang pun pulang sendiri karena tiba2 aku memiliki ide untuk pergi ke rumah Ivankov untuk meminjam DVD "Shiki" yg pernah dia ceritakan. Dengan sekonyong2 kami pun pergi.

Awalnya perjalanan ini terasa mudah, tapi lama2 kami mulai merasa kaki kami mau potong. Berkali2 kami berpikir untuk meminta tumpangan seperti di film2.
Amel: "Eh, gimana kalau kita minta tumpangan?"
Konan: "Sok2 aja aku mah."
Amel: "Kenapa yah kalau artis di film2 gampang banget dapet tumpangan."
Konan: "Namanya juga film."
Amel: "Bukan, di variety2 show, gampang banget."
Konan: "Namanya juga artis."
Amel: "Di Indonesia pasti kalau ada yg minta tumpangan gak dipercaya."
Konan: "Padahal kita kan masih anak kecil."
Amel: "Ih, 2 kakak itu kan dari SMA, kok cepet banget sih nyusul kitanya. Apalagi mereka masih tampak sehat walafiat!"
Konan: "Mereka kan udah biasa, udah profesional."
Lalu kami pun beristirahat di sebuah tempat. Lewatlah 4 anak SD yg baru pulang sekolah.
Amel: "Fi, liat deh anak itu. Kasian yah dia jalan kaki sendiri temen2nya naik sepeda."
Konan: "Iya, sendirian. Teman2nya tidak berprikemanusiaan."
Amel: "Fi, bahkan di sini pun bukan hanya mobil atau motor, tapi sepeda pun terasa seperti kendaraan mewah."
Konan: "Iya, itu karena kendaraan yg kita pakai kan hanya kaki."
Kami pun benar2 merasakan bahwa orang yg tidak memiliki kendaraan apapun di tempat ini, tidak akan dapat bertahan. Di tengah jalan, kami melihat seonggok barang yg tidak jelas tepat di tengah jalan. Onggokan itu cukup menyeramkan dan rasanya jika kita berjalan melewati onggokan itu, dia bisa merenggut dan menarik kaki kita secara tiba2. Kami pun berlari melewatinya karena tidak mau direnggut tapi waladalah, ternyata onggokan itu hanyalah onggokan karung beras tidak berguna.

Kami hampir sampai di rumah Ivankov ketika kami mendengar ada suara mobil di belakang kami yg sudah tidak asing lagi. Kami sangat terkejur]t saking senangnya ketika kami mengetahui bahwa itu suara dari mobil jemputan SD kami.
Konan & Amel: "A'ala, A'ala, A'ala, kami butuh tumpangan!! Tunggu!! Jangan pergi!! Kami akan segera kembali!! Tunggu!!"
Setelah berteriak2 membabi buta seperti itu, kami pun berlari membabi buta ke rumah Ivankov. Suara kami yg keras dan konyol sampai terdengar beberapa kilometer sehingga ketika kami sampai di depan pintu Ivankov sudah membukakannya. Kami jatuh tersungkur di ruang makannya dan berteriak2 tidak jelas.
"Devika, Devika, cepat ambil shiki-nya! Cepetan! Cepetan! Ayo ih!"
Karena kebingungan Ivankov sempat terhenyak dan mematung di sudut ruangan. Setelah mendapatkan CD-nya, kami pun melompat masuk ke dalam mobil jemputan dan menghela napas lega.

Kami diantar sampai depan gerbang marken. Sungguh lega hati kami telah lolos dari komplek neraka itu. Di sana tidak ada angkot ataupun becak sama sekali! Kami pun meneruskan petualangan ke perpustakaan "Permata" dan mengakhiri hari kami dengan membaca Fairy Tail.

moral cerita: jangan pernah masuk ke gerbang Sulaiman tanpa kendaraan apapun.

2 comments: