template

Wednesday, December 22, 2010

Chocolate Isn't Efficient For Me Anymore

Kemarin BM-ku kambuh lagi dan... Rasanya aku mau berubah jadi Neo saja...

Jadi bermula pada pagi hari saya sampai di sekolah dan asyik bermain tetris milenium di HP Esti. Lalu bel masuk mengganggu permainanku yg sudah sampai level 2. Kami pun baris dan setelah bubar kami segera (enggak segera juga, sih) pergi ke lapangan basket. Sebenarnya aku enggak terlalu tertarik dengan basket juga, sih... Oke, aku paling payah di basket. Yah, itu karena aku enggak suka permainan yg berebut. Dari SD aku enggak pernah ikut-ikutan teman-teman berebut kertas gambar yg dibagikan guru, aku enggak pernah berebut tempat di kantin, aku enggak pernah berebut ingin ngomong duluan jika diskusi kelompok, dan itu artinya aku juga enggak pernah aktif dalam permainan basket, sepakbola, dan renang. Pada renang kita harus bisa berebut tempat kosong supaya kita bisa berenang dengan bebas. Karena hal itulah aku enggak bisa main basket, sepakbola, dan renang. Parahnya di sini, aku dipaksa ikut main basket padahal aku sama sekali benci jika disuruh main basket bukan karena ada tes melainkan untuk... Yah, bermain (lomba sama saja dengan bermain). Akhirnya aku ikut naik ke lapangan dengan mood yg ekstra bad mood. Super Ultra BM-ku pun datang dan alhasil aku bahkan tidak memegang bolanya sama sekali. Aku hanya menyentuhnya dengan sekilas dan itu saja sudah merupakan mukjizat bagiku yg tidak suka berebut ini berada di lapangan yg penuh kekerasan dan tekanan mental.

Akhirnya aku merasa bodoh. Aku ingin bicara dengan Sungmin lagi tapi hello~ tentu saja itu tidak bisa~ Aku pun memutuskan untuk pergi ke WC sendiri. Bagus, itu yg kubutuhkan. Menyendiri menyesali kebodohan sambil melakukan rutinitas BM-ku yg baru sejak aku pindah ke sini. Menonjoki dinding sekeras-kerasnya sampai agak sedikit merah atau kelihatan bulir darah yg mau keluar. Itu memang enggak menyelesaikan masalah tapi amarahku sedikit mereda (atau dalam hal ini penyesalan). Aku pun pergi ke kantin dan membeli sedikit makanan dari cokelat. Tapi ternyata makan cokelat tidak membuatku baikan. Bodohnya aku mengatakan bahwa rutinitas dikala aku BM adalah makan cokelat kepada guru BK-ku. Pantas saja dia bertanya 3x untuk meyakinkanku bahwa aku memang selalu menyediakan cokelat dikala aku BM.
Pokoknya, setelah aku makan cokelat aku berdiam diri di sebuah bangku sampai lama~ dan akhirnya aku berjalan ke mading dan melihat jadwal kegiatan sekolah. Aku kaget ketika Iis menarikku ikut dengannya ke WC. Dia melepas tanganku dan berkaca. Nampaknya gusinya berdarah. Kami diam sampai lama dan aku menemaninya ke UKS. Setelah itu kami ke kelas dan Iis yg tidak banyak bicara (tidak seperti biasanya) tertidur. Aku diam menunggunya sampai dia terbangun lagi. Kami pun pergi ke kantin dan di sana kami bertemu Titha. Esti dan yg lainnya muncul juga dan aku pun kembali mengitari sekolah dengan Esti. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa karena rasany tidak penting.

moral cerita: jangan pernah lakukan hal yg akan kau sesali untuk waktu yg lama.

No comments:

Post a Comment